Hipertensiatau tekanan darah tinggi menjadi penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia saat ini. Namun sebenarnya untuk mencegah hipertensi bisa dilakukan dengan mudah, yakni tidak sering mengonsumsi daging. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya Hubungan daging dengan hipertensi Pada normalnya, tekanan darah seseorang berada 120/80 mmhg. Jika lebih dari itu, maka bisa i6UNyo. Daging unggas merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan kuman, baik kuman pembusuk maupun kuman pathogen, yang menjadi pengganggu kesehatan konsumen. Karena itu perlu dilakukan penerapan jaminan keamanan bahan baku unggas dalam mata rantai penyediaan daging unggas. Ketersediaan daging unggas harus dapat dinikmati dengan aman dan layak konsumsi. Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan dengan penjelasan keamanan pangan didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran pangan dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang akan mengganggu, merugikan dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Keamanan bahan baku unggas diartikan dengan penerapan hygiene kebersihan pada penanganan daging unggas dengan menggunakan konsep aman. Jaminan keamanan bahan baku daging unggas dimulai dari tingkat sistem budidaya unggas sampai pada daging unggas aman di meja makan yang dikenal dengan konsep “Safe from farm to table“ melalui penerapan Good Manufacturing Practices GMP atau Good Handling Practices GHP. Penerapan GMP atau GHP meliputi kegiatan kegiatan yang beraspek pada hygiene, sanitasi, halal dan kesejahteraan hewan. Guna mewujudkan keamanan bahan baku unggas dapat terlaksana dengan baik diperlukan peran aktif dari pemerintah, produsen dan konsumen. Bagi Petani Ternak Unggas Yang perlu diwaspadai pada keamanan bahan baku unggas pada usaha budidaya unggas adalah adanya ancaman serangan penyakit dan adanya residu antibiotika pada daging unggas. Karena itu perlu dilakukan pencegahan, pengendalian dan pemberantasan dengan menerapkan prinsip-prinsip berikut 1. Mencegah terjadinya kontak antara ternak unggas dan agen penyakit atau bibit penyakit. Dengan cara melakukan karantina atau isolasi pada ternak unggas dan manusia yang terduga sebagai penyebar penyakit; 2. Melakukan pemusnahan bibit penyakit dengan melakukan pembersihan dan desinfektan pada kandang unggas; 3. Melakukan vaksinasi secara teratur pada unggas; 4. Bila penyakit sudah mewabah tindakan yang paling tepat dilakukan pemusnahan massal pada barang-barang yang terindikasi sebagai penyebab tersebarnya bibit penyakit. Sebaiknya pada lingkungan sekitar kandang unggas dilakukan penerapan biosecurity yang tidak lain merupakan pertahanan pertama pada pengendalian wabah penyakit. Selain berfungsi sebagai pengendalian wabah penyakit, biosecurity juga dapat untuk mencegah terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Perlakuan biosecurity pada ternak unggas dapat dilakukan sebagai berikut 1. Melakukan pembersihan dan desinfektan kandang, peralatan kandang. kendaraan pengangkut unggas dan manusia pengelola kandang unggas; 2. Melakukan pengawasan lalu lintas unggas, bahan-bahan yang berasal dari unggas; 3. Melakukan vaksinasi yang terprogram; 4. Melakukan pengendalian hama yang mengganggu kenyamanan ternak unggas; 5. Manusia-manusia pengelola kandang juga harus mampu melakukan penerapan kehidupan yang hygiene dengan memperhatikan kesehatan diri, kebersihan diri dan membudayakan hidup sehat; 6. Melakukan tata laksana pemeliharaan pada pakan dan obat; 7. Melakukan penanganan limbah unggas. Pengangkutan Ternak Unggas Hidup Pengangkutan ternak unggas hidup perlu juga diwaspadai agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari. Kerugian yang diakibatkan dari pengangkutan ternak unggas di antaranya terjadi penularan penyakit, cacat pada ternak unggas dan juga dapat menimbulkan kematian pada ternak unggas. Penanganan pengangkutan ternak unggas hidup dapat dilakukan dengan cara 1. Melakukan pembersihan dan desinfektan pada kendaraan angkut ternak unggas; 2. Pengangkutan ternak unggas hidup dilakukan dengan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan, di antaranya kandang pengangkutan ternak unggas hidup jangan terbuat dari bahan bambu agar tidak melukai ternak unggas. Kepadatan kandang pengangkut juga harus diperhatikan, ternak unggas hidup harus mendapatkan cukup udara dan juga harus terlindung dari panas dan hujan. Kesejahteraan hewan harus memperhatikan pada prinsip-prinsip berikut 1. Ternak unggas harus terbebas dari rasa lapar dan haus; 2. Ternak unggas harus terbebas dari ketidaknyamanan; 3. Ternak unggas harus terbebas dari rasa sakit dan luka; 4. Ternak unggas harus bebas mengekspresikan prilaku alami; 5. Ternak unggas harus terbebas dari rasa takut dan tertekan. Pemotongan Ternak Unggas Penanganan pemotongan ternak unggas harus dihindarkan dari rasa stress pada ternak unggas sebelum penyembelihan, memar, patah tulang atau kematian ternak unggas sebelum penyembelihan, pemingsanan yang tidak sempurna dan penyembelihan ternak unggas yang tidak halal. Penanganan pemotongan ternak unggas yang tidak baik akan mendapatkan produksi daging unggas sebagaimana terlihat dengan ciri-ciri berikut 1. Pada ternak unggas yang stress dipastikan kualitas daging unggas tidak baik. Hal ini disebabkan proses pengeluaran darah yang tidak sempurna pada saat penyembelihan unggas; 2. Pada unggas yang mengalami memar akan terjadi perubahan warna pada daging unggas yang relatif gelap atau kebiruan; 3. Pada ternak unggas yang mengalami patah tulang, akan terjadi perubahan warna daging menjadi merah gelap pada sekitar bagian tulang yang patah; 4. Pada proses pemingsanan ternak unggas yang tidak sempurna sebelum penyembelihan akan menghasilkan daging unggas yang mengalami perubahan warna. Hal ini disebabkan terjadinya proses pengeluaran darah yang tidak sempurna. Dan pastinya proses pemingsanan ternak unggas yang tidak sempurna merupakan daging unggas yang tidak halal; 5. Pada ternak unggas yang mengalami proses penyembelihan tidak baik dan tidak hygiene dapat dilihat dari kulit daging unggas dengan warna yang gelap dan kulit robek. Perlakuan pemotongan ternak unggas yang dianjurkan untuk bisa mendapatkan kualitas daging unggas yang baik dan halal perlu dilakukan sebagaimana berikut 1. Penerapan konsep kesejahteraan hewan pada penanganan ternak unggas hidup sebelum penyembelihan; 2. Penerapan syarat halal pada proses penyembelihan; 3. Penerapan hygiene dan sanitasi pada lokasi, peralatan pemotongan pisau, talenan meja dan kemasan; 4. Proses penyembelihan ternak unggas dilakukan oleh orang yang sehat, bersih dengan memberlakukan prinsip hygiene dan sanitasi; 5. Penerapan proses rantai dingin, artinya daging unggas senantiasa disimpan pada suhu yang dingin sekitar di bawah 4 derajat Celcius dengan cara memberikan batu es yang dibuat dari air yang bersih atau menggunakan pendingin udara. Bagi Konsumen Untuk bisa menikmati produksi daging unggas yang hygiene ada beberapa type yang dapat dilakukan konsumen dalam berbelanja daging unggas 1. Belilah daging unggas di tempat penjualan atau kios daging unggas yang resmi, bersih dengan penyimpanan daging unggas yang dingin atau beku; 2. Belilah daging unggas yang berwarna cerah, tidak gelap, tidak ada warna atau bercak-bercak merah kecoklatan atau kebiruan tidak berbau busuk, tidak berbau menyengat dan tidak berlendir; 3. Pembelian daging unggas dianjurkan dilakukan pada akhir belanja saat hendak pulang ke rumah; 4. Daging harus dikemas dengan baik dan terpisah dari jeroan dan bahan makanan yang lain; 5. Jika hendak membeli produk daging olahan perlu diperhatikan kondisi kemasan dan tanggal kadaluarsa produk daging olahan. Penanganan dan penyimpanan daging unggas juga harus menjadi kepedulian bagi konsumen agar tetap mendapatkan produksi daging yang aman dikonsumsi 1. Daging yang sudah dibeli sebaiknya segera diolah atau disimpan dalam lemari pendingin atau dibekukan dalam freezer; 2. Jangan pernah menyimpan atau membiarkan daging unggas pada suhu di atas 4 derajat Celcius lebih dari 4 jam; 3. Perlu dilakukan perlakuan pada daging unggas yang akan disimpan dalam keadaan beku, dengan cara daging unggas dipotong-potong sesuai selera dan kebutuhan yang diperlukan. Kemudian lakukan pengemasan dalam wadah tertutup dan bersih dan berikan tanggal pembelian daging sebelum dimasukkan dalam freezer; 4. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah menangani, mempersiapkan dan mengolah daging; 5. Usahakan ruang atau tempat mengolah daging unggas dapur terbebas dari insektisida dan rodentia lalat, tikus, kecoa dan semut; 6. Gunakan peralatan yang bersih untuk menyimpan, mempersiapkan, mengolah dan memasak daging unggas; 7. Cucilah peralatan pengolahan daging unggas pisau, talenan dan wadah dengan baik setelah digunakan; 8. Pada tangan yang luka dianjurkan untuk ditutup dengan plester sebelum melakukan penanganan pengolahan daging unggas; 9. Hindarkan bersin dan batuk di depan daging unggas. Nani Priwanti Soeharto - Penyuluh Pertanian PPMKP Ciawi Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066 “Infeksi salmonella dapat dicegah dengan hal-hal mudah. Seperti memasak bahan hewani hingga matang, dan menjaga kebersihan.” Halodoc, Jakarta – Mengambil langkah-langkah untuk mencegah infeksi Salmonella atau salmonellosis sangat penting. Bakteri ini dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi, dan dengan menangani hewan seperti kura-kura peliharaan yang membawanya dalam kotorannya. Salah satu upaya pencegahan utama untuk infeksi ini adalah menghindari konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Namun, apakah hanya itu? Yuk simak tips-tipsnya berikut ini! Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi Salmonella dan kamu dapat tertular penyakit ini berkali-kali. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak dengan bakteri ini. Untuk menghindari bakteri Salmonella, pembersihan area di mana kontaminan tersebut mungkin ada adalah suatu keharusan. Langkah pencegahan dasar seperti mencuci tangan dengan sabun dan air adalah rutinitas harian yang penting untuk dijaga. Kamu juga harus membiasakan menyimpan daging mentah, unggas, dan makanan laut terpisah dari barang lain di lemari es. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa cara untuk mencegah infeksi Salmonella 1. Cuci Bahan Makanan sebelum Mengolahnya Gosok buah dan sayuran berkulit tebal dengan sikat sayuran untuk menghilangkan kotoran dan mikroba. Untuk produk yang lebih rapuh seperti buah beri atau sayuran hijau, rendam dalam air selama beberapa menit sebelum membilasnya, untuk menghilangkan tanah dan kotoran. Pastikan untuk menyimpan sayur dan buah jika ingin memakannya mentah di lemari es, sampai waktu penyajian, untuk menghindari risiko kontaminasi. Hindari mencuci daging mentah untuk menghindari penyebaran bakteri penyebab penyakit ke tangan, permukaan, peralatan memasak, dan bahkan pakaian. 2. Masak Produk Hewani hingga Matang Tips mencegah infeksi salmonella selanjutnya adalah masak produk hewani hingga matang. Pastikan unggas, daging sapi giling, dan telur matang secara menyeluruh sebelum memakannya. Jangan makan atau minum makanan yang mengandung telur mentah atau susu mentah yang tidak terpasteurisasi. Jika kamu mendapatkan daging, unggas, atau telur yang kurang matang di restoran, jangan ragu untuk mengirimkannya kembali ke dapur untuk dimasak lebih lanjut. Unggas dan daging, termasuk hamburger, harus matang sempurna, bukan merah muda di tengahnya. 3. Pisahkan Bahan Makanan Saat berbelanja, pisahkan daging mentah, unggas, dan makanan laut dari barang lainnya. Simpan secara terpisah di lemari es. Untuk mencegah infeksi salmonella, pastikan kamu menggunakan wadah baru untuk menyajikan makanan matang, bukan wadah bekas menyimpan bahan mentah. Kalau bisa, milikilah talenan terpisah untuk daging mentah dan untuk bahan lainnya. Karena pembersihan mungkin tidak menghilangkan semua bakteri yang mengontaminasi. 4. Perhatikan Kebersihan Memerhatikan kebersihan juga menjadi hal penting dalam pencegahan infeksi salmonella. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan. Cuci juga permukaan dan peralatan kerja dapur dengan sabun dan air setelah menyiapkan setiap bahan makanan. Lebih baik menggunakan handuk kertas sekali pakai untuk membersihkan permukaan dapur daripada spons atau handuk kain. Jika kamu menggunakan handuk kain, cuci handuk tersebut dengan air panas setelah kamu menggunakannya. Selain itu, kupas dan buang daun luar atau kulit buah dan sayuran. Setelah kontak dengan daging mentah atau unggas, segera cuci tangan, permukaan dapur, peralatan, piring, mangkuk dengan sabun dan air. Itulah pembahasan mengenai cara mencegah infeksi salmonella dari makanan. Meski banyak hal yang perlu kamu perhatikan, langkah-langkah sederhana ini bisa menurunkan risiko kamu dan keluarga terinfeksi kuman penyebab penyakit, tak hanya Salmonella. Kalau mengalami masalah kesehatan setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera download Halodoc untuk membuat janji di rumah sakit guna memeriksakan diri, ya. Referensi Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. How To Stay Safe From Salmonella Poisoning. Simple Green. Diakses pada 2022. Salmonella Prevention 7 Essentials. Very Well Health. Diakses pada 2022. How to Prevent Salmonella. Jakarta Telur dan daging unggas seringkali jadi musuh masyarakat karena kandungan kolesterol yang tinggi. Berdasarkan data, angka kejadian penyakit kardiovaskular seperti stroke dan jantung semakin meningkat, diprediksi angka kejadiannya akan meningkat mencapai 23,4 juta kematian di tahun 2030. Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan Fapet, Sumiati, mengatakan kini masyarakat tidak perlu khawatir lagi. Sebab, produk unggas yang dulunya tinggi kolesterol bisa dikondisikan dengan rekayasa nutrisi pangan fungsional. “Selain manfaat dasar, produk unggas fungsional dapat mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti menurunkan kolesterol darah dan stroke, mengatasi defisiensi vitamin A dan mengatasi kekurangan protein,” kata Sumiati dalam Webinar Series Himpunan Mahasiswa Nutrisi Ternak Himasiter 2023 Unggas dengan topik Inovasi Rekayasa Nutrisi untuk Menghasilkan Produk Unggas Fungsional’ dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Juni 2023. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Dia menjelaskan pangan sehat mengandung rasio omega-6 terhadap omega-3 senilai 11 sampai 14. Nilai ini menjadi patokan untuk merekayasa pangan telur dan daging agar mendekati sehat. Rekayasa nutrisi ini dapat dilakukan melalui pemberian pakan khusus. “Produk telur dan daging unggas sehat dapat diproduksi melalui fortifikasi sehingga meningkatkan kandungan vitamin dan omega-3. Dengan pemberian pakan khusus rekayasa nutrisi telur atau daging akan menawarkan fungsi sempurna di alam yang telah disediakan dalam produk itu sendiri,” jelas dia. Sumiati mencontohkan pemberian minyak ikan dari limbah pengolahan ikan atau alga. Hasil penelitian menemukan dengan fortifikasi tersebut, kandungan omega-3 pada produk unggas meningkat. “Hasil produksi telur itik mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi dengan pemberian 5 persen minyak ikan lemuru dan tepung pucuk daun singkong. Kandungan omega-3 meningkat hingga 78 persen. Di samping tinggi omega-3, rasio omega-3 dan 6 juga bernilai 5,3 atau mendekati sehat,” papar dia. Sementara itu, produk unggas kaya vitamin A dapat diproduksi dengan suplementasi seng organik dari tepung daun katuk dan penggunaan minyak sawit dalam pakan. Rekayasa nutrisi ini menghasilkan produk unggas rendah lemak dan kolesterol serta kaya vitamin. “Bukti nyata hubungan antara pangan yang dikonsumsi dengan kejadian serangan jantung ditemukan pada rasio kandungan asam lemak omega-3 terhadap omega-6 di berbagai belahan dunia. Bila makanan dengan rasio omega-6 lebih tinggi, kejadian serangan jantungnya juga sangat tinggi,” tutur dia. Sumiati mengatakan bukti tersebut dapat dilihat dari masyarakat Jepang dan Greenland yang mengonsumsi pangan seperti ikan dengan rasio omega-3 lebih tinggi. Saat ini, kesadaran akan hidup sehat, memperhatikan nutrisi yang mereka konsumsi, dan menghindari terjadinya risiko penyakit menyebabkan kebutuhan pangan fungsional meningkat di tengah masyarakat. Tidak terkecuali produk unggas fungsional. “Paling tidak, sebagai produsen ternak telur dan daging unggas harus mampu memproduksi pangan yang sehat sehingga dapat mencegah penyakit degeneratif akibat tingginya kandungan kolesterol,” ujar Prof Sumiati. Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Halodoc, Jakarta - Penyakit flu burung atau avian influenza merupakan suatu penyakit zoonosis, atau penyakit hewan yang dapat menular ke manusia. Penyebab utamanya adalah virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Gejala yang dialami biasanya demam di atas 38 celsius, batuk biasanya kering atau produktif dahak, sakit tenggorokan, nyeri otot, mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri sendi, lesu, sekresi hidung pilek, insomnia, dan infeksi mata. Unggas yang terinfeksi mungkin sangat sulit untuk disadari oleh mata manusia, karena burung tidak selalu tampak sakit akibat infeksi ini. Bahkan, beberapa masih tampak sehat. Manusia dapat tertular flu burung jika melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi atau kotoran burung. Ini artinya semua orang di usia dan jenis kelamin apa pun memiliki risiko terkena flu burung. Sejak kasus pertama pada manusia tahun 1997, H5N1 telah menewaskan hampir 60 persen dari orang-orang yang terinfeksi. Pencegahan Flu Burung Saat flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan. Di antaranya adalah dengan mendistribusikan obat oseltamivir di setiap rumah sakit rujukan untuk flu burung, melakukan pelatihan kepada dokter dan perawat tentang pengobatan flu burung di rumah sakit, serta secara aktif melakukan survey dan mengambil sampel orang-orang yang berisiko tertular flu burung. Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko penularannya dengan cara berikut Selalu menjaga kebersihan tangan. Menjaga kebersihan kandang jika memelihara unggas. Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan. Pasalnya, belum terjamin kesehatannya. Sebaiknya membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap makan akan meminimalisir risiko terkena flu burung, karena tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin, sebaiknya hindari lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik. Menggunakan masker dan sarung tangan ketika berdekatan dengan unggas, termasuk tempat pemeliharaanya. Sebaiknya jarak antara tempat pemeliharaan unggas dengan pemukiman, minimal 25 meter. Mencuci tangga atau lebih baik mandi, setelah berdekatan atau memegang unggas. Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati, kotoran maupun jeroannya. Jika membeli daging ayam, sebaiknya tanpa jeroan dan bagian sayap. Pada saat memasak daging ayam atau telurnya, hendaknya dipastikan panas api mencapai lebih dari 70 derajat celsius. Hingga saat ini belum ada vaksinasi spesifik untuk virus flu H5N1. Namun, kamu dapat melakukan vaksinasi flu tiap tahun untuk menurunkan risiko terjadinya mutasi virus. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk mencegah pneumonia, yang merupakan komplikasi dari flu burung. Pengobatan Flu Burung Apabila terjangkit flu burung, obat harus diberikan dalam waktu 48 jam setelah gejala pertama muncul untuk mendapatkan hasil terbaik. Karena ada beberapa jenis flu burung, perawatan juga bervariasi tergantung pada gejala yang kamu miliki. Obat-obat yang paling umum untuk flu burung diantaranya oseltamivir Tamiflu atau zanamivir relenza. Pasien harus berada di bawah pengamatan dokter selama perawatan. Kedua obat di atas digunakan untuk mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaanya tidak melebihi dari dua hari setelah gejala muncul. Obat ini dapat diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung. Di samping itu, selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga dapat dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung. Terutama jika obat diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas. Jika kamu merasa sudah melakukan cara pencegahan, tetapi gejala flu burung justru terasa, sebaiknya kamu segera melakukan diskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga. Baca juga Bahaya Konsumsi Daging Ayam yang Belum Matang Jauh dari Timur Tengah, Kenali Flu Unta yang Mengincar 4 Penyakit yang Bisa Ditularkan Lewat Udara

untuk mencegah kekeringan daging unggas harus